Minggu, 18 Januari 2009

Hamas...

Jawaban Hamas, Badai Roket Grad

Meskipun Jalur Gaza menderita korban yang begitu banyak, terutama wanita dan anak-anak sebagai akibat dari pembantaian yang telah memasuki hari keduabelas, sirene terus terdengar berlalu-lalang di tempat kejadian di Rabu pagi diikuti dengan bunyi ledakan.


Sebuah roket Grad menghajar daerah pemukiman di Ashkelon, Rabu pagi. Dua orang shock berat. Polisi Israel, unit pemadam kebakaran dan beberapa ambulan kalang kabut dan segera siaga di tempat kejadian.

Beberapa roket Grad mendarat di daerah terbuka dekat Ashdod dan di dekat Dewan Wilayah Be'er Tuvia. Beberapa roket tak ingin ketinggalan dengan meledak di Sha'ar Hanegev dan Dewan Wilayah Eshkol. Satu orang terluka hebat dan sejumlah orang trauma saat roket tipe Grad menghajar wilayah Be'er Tuvia. sebuah bangunan hancur lebur. Serangan hebat yang berdampak kehancuran fisik juga dilaporkan terjadi di wilayah Sha'ar Hagenev, wilayah Eshkol, Kibbutz Sdot Negev, dan Ashkelon.

Berikutnya serangan mortar terjadi atas wilayah Kibbutz Sdot Negev hingga menimbulkan kobaran api yang luar biasa. Petugas pemadam kebakaran tidak berapa lama berhamburan di tempat kejadian untuk mati-matian memadamkam api. Sedangkan di wilayah Sha'ar Hagenev, sebuah bangunan rusak berat.

Pihak keamanan memperkirakan pekan ini serangan roket dan mortar ke Israel akan semakin meningkat, dan Hamas boleh jadi akan mulai menggunakan roket-roket dengan jangkauan yang lebih jauh sebagai jawaban atas serangan Israel ke Jalur Gaza. (far/bbs)

Islam....Bangkitlah...



PEMUDA ISLAM BANGKITLAH !!

Sumber : iqraku.blospot.com

Tenang-tenang sajalah…masih ada waktu tuk kita. Saantaai..santai sajalah…masih ada waktu tersisa.
Bahwa masa muda adalah masa buat happy-happy, yang penting tetep gaya, oke, pinter, dan gaul. Ya nggak ? Padahal, dibalik semua itu sebagai pemuda atau siapa pun yang masih mempunyai semangat dan jiwa muda kita punya tugas dan misi besar.


Misi yang jauh lebih besar dari misi-misi agen BIN,DS88,FBI,CIA, bahkan agen Mossad yang tak pernah berhenti untuk menghancurkan umat Islam. Misi yang langsung Allah berikan untuk kita.Misi untuk memberlakukan hukum-hukumNya diseluruh penjuru dunia dan untuk mengalihkan manusia dari penghambaan terhadap sesamanya. Juga untuk membebaskan umat manusia dari alam yang sempit menuju alam bebas merdeka.

Misi yang sesuai dengan sunatullah penciptaan manusia, yaitu untuk mewujudkan ketaatan dan pengabdian kepada Allah serta untuk menyerahkan diri sepenuhnya terhadap seluruh keputusanNya. Sebagai mana yang dikatakan Allah dalam firmanNya :

" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." ( Adz Dzariyat : 56 )

Disadari atau tidak masa muda adalah masa yang paling produktif bagi seorang insan. Maka sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan begitu saja masa muda kita. Masa disaat fisik kita masih sangat kuat, sel-sel otak kita masih cerdas untuk menangkap materi-materi yang kita dapatkan, dan terutama masa yg akan dimintai pertanggungjawabanNya.

Dengan misi yang teramat berat diatas sebagai seorang pemuda muslim kita harus memiliki lima macam kriteria yang harus kita yakini sepenuhnya, yaitu :

1. Iman yang kuat

Jagalah dalam hati kalian agar Iman tidak mudah goyah dan surut. Sesuai firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 15.

Iman yang kuat, seperti pohon yang akarnya menghujam kedalam tanah, batangnya menjulang kuat, dan diantara daunnya yang rimbun akan dihasilkan buah akhlaq dan amal yang manis rasanya. Maka inilah saatnya memperkokoh iman kita. Mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan yang akan selalu berputar dalam catatan kehidupan kita.

2. Keikhlasan yang Sungguh-sungguh

" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam ( menjalankan ) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus."
( Al Bayinah : 5 )

Orang mukmin yang lurus adalah jika pendorong agama didalam hatinya bisa mengalahkan pendorong hawa nafsu, porsi akhirat bisa mengalahkan porsi dunia, mementingkan apa yang ada disisi Allah dari pada apa yang ada disisi manusia, menjadikan niat, perkataan dan amalnya bagi Allah, menjadikan shalat, ibadah, hidup dan matinya bagi Allah, Rabb semesta alam. Inilah ikhlas.Memang bukan hal yang mudah untuk diamalkan, tapi keikhlasan adalah landasan dari amal yang kita kerjakan. Bukankah kita tak ingin sekedar menabung kesia-siaan !

3. Tekad yang kuat tanpa rasa takut

" (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." ( Al Ahzab : 39 )

Saatnya untuk membangkitkan hamasah ( semangat ) dan azam dalam hati kita. Untuk tetap istiqomah dan memperbaiki diri agar menjadi insan-insan yang unggul dan bermanfaat bagi sesamanya.Tanpa tekad yang kuat jangan berharap kita akan dapat berubah dan meraih kemenangan.

4. Usaha yang berkesinambungan

Salah satu yang harus dipenuhi dalam mewujudkan misi kita ialah tidak mengenal rasa jenuh dan malas.

" Dan katakanlah :"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, …" ( QS At Taubah : 105 )

Kemalasan adalah faktor terbesar dari diri kita yang telah begitu lama membuat kita lalai dan terbuai. Padahal tiap detik yang kita lalui akan selalu tercatat dalam kitab amalan kita. Akan ada masa pertanggungjawaban, siapkah kita, apa yang akan kita katakan saat Allah bertanya untuk apa masa mudamu digunakan ?

5. Pengorbanan

Pengorbanan adalah sesuatu yang wajar sebagai bukti kecintaan kita pada Allah. Harta, jiwa, raga dan segala macam pengorbanan menjadi konsekuensi yang logis bagi orang yang sedang gila cinta. Adik-adikku,karena itulah besar kecil pengorbanan seorang mukmin juga menjadi tolak ukur seberapa besar cinta dan keimanannya pada Allah dan Rasulnya.

Pada dasarnya kelima kriteria di atas merupakan ciri khas orang-orang yang menepati janjinya kepada Allah. Ingatlah, sesungguhnya landasan iman adalah jiwa yang suci. Landasan keikhlasan adalah hati yang jernih. Landasan tekad adalah semangat yang kuat membara. Landasan usaha ialah kemauan yang keras dan landasan pengorbanan adalah aqidah yang kokoh.

Kini yang ada dihadapan kita adalah kenyataan bahwa umat Islam tengah berada di persimpangan jalan. Dunia Islam pada umumnya menghadapi benturan keras dari arus ideologi, pemikiran, moralitas, adat istiadat, kebudayaan, dan lain-lain.Mari kita berkaca diri, berapa banyak kita mendengarkan kaset-kaset barat dibandingkan kaset-kaset murotal. Atau berapa sering kita lebih memilih mode barat dibandingkan pakaian yang Islami. Maka tak dapat dipungkiri, bahwa kini masyarakat kita ( dan juga kita ) sedang sakit parah.

Sakit yang tidak hanya dapat disembuhkan dengan pemeriksaan fisik dan pemberian terapi medikamentosa. Tapi sakit yang membutuhkan pengobatan yang intensif untuk memulihkan kembali kesehatannya. Umat kita mendambakan seorang yang dapat menggandeng tangannya untuk menuju ke atas bahtera keselamatan untuk kemudian berlabuh di pantai kedamaian. Umat kita membutuhkan penyelamatan, petunjuk dan perbaikan.Dan pemuda muslim adalah satu-satunya tempat melabuhkan semua harapan. Pemuda Islamlah penentu kebangkitan dan eksistensinya.

Maka berilah qudwah ( panutan) yang baik kepada orang lain dalam segala sesuatu. Dan mulailah dari diri kita ( ibda bi'nafsik ). Bangkitlah, dan bercerminlah pada kader-kader mukmin yang digembleng Rasulullah di Darul Arqom.Mereka adalah pemuda-pemuda yang tangguh. Dari tangan merekalah terbit fajar Islam. Bagaimana tidak ? Pada waktu itu usia Rasulullah sendiri pun baru menginjak empat puluh tahun ketika beliau diangkat menjadi rasul. Sedangkan Abu Bakar pada waktu itu berusia tiga tahun lebih muda dari usia Nabi Saw. Bahkan Umar bin Khattab masih berusia 27 tahun dan Ali ra adalah orang termuda dari keempat khalifah tersebut. Juga para mujahid yang tangguh, seperti Abdullah bin Mas'ud, Abdul Rahman bin Auf, Al Arqam bin Arqam, dan puluhan bahkan ratusan pemuda lainnya.

Dalam mengemban risalah dawah, mereka dengan tabah menanggung siksaan. Mereka rela berkorban demi lancarnya perjuangan Siang dan malam berusaha keras mewujudkan kemenangan gemilang serta keeksistensian Islam. Bagaimana dengan kita? Perbaikan diri bagaimana pun harus dimulai dari diri kita sendiri, sebelum kita menyeru orang lain dan mengajak sebanyak mungkin saudara-saudara kita menuju surga. Maka inilah saatnya kita mulai tiap detik selangkah lebih baik !

Janji Allah pasti akan terwujud, bahwa Islam akan kembali berjaya. Maka seperti yang dikatakan oleh Ulama mesir bahwa "Umat harus bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda." Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan ruhiyah . Pilihan kini berada ditangan kita, untuk menjadi umat pengganti atau yang tergantikan ???

Wallahu alam bishawab.

Oh Palestine...

Agenda Merusak palestina

M Hamdan Basyar
Peneliti Utama LIPI dan Ketua Umum The Indonesian Society for Middle East Studies

Tajuk Republika, 18 Juni 2007, menjelaskan nasib bangsa dan negara Palestina yang semakin tidak jelas arahnya. Pertikaian dua faksi di Palestina, Hamas dan Fatah, telah menyebabkan kondisi bangsa Palestina semakin terpuruk. Mereka terbelah dan terpecah.

Sebuah ironi
Hamas yang memenangkan pemilu parlemen Palestina, Januari 2006, harus menghadapi kenyataan bahwa dewi fortuna (keberuntungan) belum berpihak kepada mereka. Adagium vox populi, vox Dei (suara rakyat, suara Tuhan) tenggelam entah ke mana. Pemerintah Palestina di bawah Hamas, yang semestinya dapat menyuarakan kepentingan rakyat, justru mendapatkan hambatan dari berbagai pihak luar, terutama Israel dan Amerika Serikat.

Bantuan yang sebelumnya mengalir ke Palestina dihentikan. Selama satu tahun pertama pemerintahannya, Hamas tidak dapat berbuat banyak. Mereka mendapatkan tekanan yang cukup hebat. Mereka sengaja diisolasi, supaya Hamas segera jatuh dari tampuk pemerintahan Palestina.

Suatu skenario penjatuhan pemerintahan Hamas itu diungkapkan oleh surat kabar terkemuka AS, The New York Times (14 Februari 2006). Dalam skenario itu, disebutkan bahwa Amerika Serikat dan Israel akan memotong akses keuangan serta hubungan internasional hingga pemerintahan Hamas segera jatuh. Israel akan membekukan pengembalian dana pajak dan cukai yang mereka kumpulkan dari warga Palestina di perbatasan. Jumlahnya sekitar 50 juta dolar AS per bulan.

Israel juga akan menutup pintu masuk dan keluar di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Amerika dan Uni Eropa menambah tekanan dengan menghentikan dana bantuan untuk Palestina yang berjumlah sekitar 110 juta dolar AS per bulan. Palestina diisolasi dan diharapkan perekonomian mereka segera hancur dan rakyat memrotes pemeritahan Hamas atas ketidakmampuan itu. Dengan demikian, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yang juga pemimpin Fatah memiliki alasan untuk menyerukan pemilu baru. Melalui pemilu baru inilah, riwayat pemerintahan Hamas akan diakhiri dan Fatah kembali berkuasa.

Benar, beberapa kali Abbas mengemukakan tentang perlunya pemilu dini untuk menerobos kebuntuan politik. Anehnya, yang antusias menanggapinya adalah pihak Barat, terutama Inggris dan Amerika. Setelah bertemu dengan Mahmoud Abbas, di Ramallah, 18 Desember 2006, Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, memuji usul Abbas itu dan bahkan Blair mendesak dunia internasional untuk mendukungnya.

Dukungan juga disampaikan Pemerintah Amerika. “Kami mendukung Presiden Abbas yang sedang mencoba menerobos kebuntuan (politik) saat ini dan kami tentu saja berharap langkah-langkah yang dia ambil dapat mengurangi kekerasan,” begitu pernyataan resmi pemerintah Amerika (Kompas, 20 Desember 2006). Abbas juga bertemu Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, di Jerusalem, 23 Desember 2006.

Sebaliknya, masyarakat Palestina tidak begitu menanggapi seruan Abbas. Yang terjadi malahan bentrok antara penganut Hamas dan Fatah. Setelah banyak memakan korban, mereka berhasil didamaikan oleh Raja Arab Saudi, Abdullah, di Makkah. Kemudian Hamas dan Fatah membentuk pemerintahan koalisi nasional yang tetap dipimpin oleh Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya, dari Hamas.

Pemerintahan koalisi itu, ternyata tidak mulus berjalan. Amerika, Uni Eropa, dan Israel tidak puas, karena pemerintahan tersebut masih dipimpin oleh Hamas. Isolasi ekonomi dan politik internasional masih terus berjalan. Akhirnya, Hamas dan Fatah bentrok kembali. Pasukan Hamas menguasai seluruh wilayah Jalur Gaza. Presiden Abbas membalas dengan mengeluarkan dekrit pembubaran kabinet dan membentuk kabinet baru. Sementara itu, Ismael Haniya, masih menganggap dirinya sebagai pemimpin yang sah. Secara ekonomi, Palestina sudah terpuruk dan sekarang secara politik mereka semakin jauh dari kedamaian. Ironis memang, ketika dibutuhkan suatu kekuatan bersama untuk melawan musuh, mereka justru bentrok sendiri.

Skenario baru
Kondisi terakhir di Palestina itu menimbulkan spekulasi adanya skenario baru untuk membelah Palestina. Tampaknya, Hamas yang sulit dikendalikan oleh Isarel dan Amerika akan diisolasi di Jalur Gaza. Indikasi ini, misalnya, terlihat setelah pelantikan Kabinet Darurat Palestina di bawah Perdana Menteri Salman Fayyad (independen), Ohud Olmert, berjanji membuka peluang baru bagi tercapainya perdamaian. “Peluang baru yang sudah sejak lama tidak kita miliki. Pemerintahan Palestina tanpa Hamas merupakan mitra kami,” kata Olmert (Republika, 18 Juni 2007).

Tetapi, sebaliknya Israel menutup pasokan kebutuhan kehidupan sehari-hari ke Gaza. Bahan bakar minyak di Gaza akan semakin sulit didapat, karena perusahaan Israel, Dor Alon, yang biasa memasok ke sana akan membatasi pasokannya. Menteri Infrastuktur Israel, Benjamin Ben-Eliezer menjelaskan bahwa Israel akan meningkatkan isolasinya terhadap Gaza, kecuali listrik dan air.

Isolasi Gaza itu diharapkan akan membangkitkan kemarahan rakyat terhadap Hamas dan menggulingkan pemimpinnya. Tetapi, bila itu tidak berhasil, maka Gaza akan tetap dibiarkan dikuasai oleh Hamas, tanpa ada pengakuan dari dunia internasional.

Pelantikan kabinet baru oleh Presiden Abbas itu tampaknya akan dijadikan alasan adanya pengakuan dunia internasional, bahwa pemerintahan Palestina yang sah berada di bawah Perdana Menteri Salman Fayyad. Dengan demikian, segala urusan yang berkaitan dengan Palestina akan ditangani oleh Fayyad.

Bila skenario itu benar, maka yang akan menjadi korban adalah masyarakat Palestina, terutama mereka yang tinggal di Jalur Gaza. Mereka akan mengalami kehidupan yang lebih sulit. Sementara yang beruntung adalah Israel dan para sekutunya. Mereka akan lebih mudah mengatur politik Palestina.

Selamatkan rakyat
Semestinya, dunia tidak boleh tinggal diam. Kewajiban masyarakat dunia adalah memberikan bantuan kepada siapa saja yang memerlukannya. Rakyat Palestina perlu bantuan. Mereka telah menjadi korban ulah para elite dan pemimpin dunia yang tidak bertanggung jawab. Saya kira, Liga Arab semestinya segera bertindak untuk mengatasi kemelut politik Palestina itu. Mereka bisa menjadi mediator yang menjembatani kepentingan Hamas dan Fatah.

Usaha yang dilakukan oleh Raja Abdullah dari Arab Saudi beberapa waktu lalu, perlu diulangi lagi. Selain itu, Organisasi Konferensi Islam juga bisa segera bergerak untuk membantu rakyat Palestina. Memang, usaha itu memerlukan kesungguhan dari semua pihak dan tidak semudah apa yang dikatakan.

Barangkali, Indonesia juga dapat memainkan peran untuk ikut berkiprah di sini. Selama ini, Indonesia konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina. Dukungan itu perlu diberikan tanpa melihat siapa yang berkuasa di sana. Ketika Mahmoud Abbas (Fatah) terpilih menjadi Presiden Palestina, Indonesia menyambut baik, demikian juga ketika Hamas menang dalam pemilu Palestina. Sebelum Raja Abdullah berhasil mendamaikan Hamas dan Fatah, beberapa waktu lalu, Indonesia pernah mengemukakan gagasan untuk mempertemukan mereka. Mungkin sekaranglah saatnya bagi Indonesia untuk lebih berperan lagi menyelamatkan rakya Palestina.

Ikhtisar
- Barat dan Israel tidak pernah rela melihat Hamas berkuasa di Palestina. Dengan segala cara, mereka terus berusaha menyingkirkan Hamas.
- Usaha mereka dilakukan dengan memanfaatkan sikap akomodatif Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
- Pembentukan pemerintahan darurat Palestina yang dipimpin Salman Fayyad.

- Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam harus segera bertindak untuk menyelamatkan rakyat Palestina.